Situs GLX Poker - Susu bubuk kambing etawa hasil olahan Etawa Agro Prima di Kemirikebo Girikerto Turi Sleman sudah mampu dipasarkan hingga luar jawa. Bahkan susu kambing etawa ini bisa untuk pengobatan beberapa penyakit.
Pengelola Etawa Agro Prima Poniman menjelaskan, produk susu bubuk kambing etawa ini sudah dipasarkan, antara lain di Bukit Tinggi, Lampung, Kalimantan dan Bali. Bahkan permintaan ke luar jawa cukup tinggi.
Situs GLX Poker - Bisnis Susu Kambing Etawa Menjanjikan, Peminatnya hingga Luar Jawa
"Untuk pesanan di sekitar sini sedikit. Justru ke luar Jawa cukup banyak," kata Poniman saat menerima kunjungan media gathering.
Usaha pengolahan susu kambing etawa ini mulai tahun 1999. Sebelumnya kambing etawa hanya diternak dan dimanfaatkan dagingnya. Kemudian dirinya berusaha memanfaatkan susu kambing etawa.
"Awalnya para peternak nggak percaya kalau kambing diperah susunya. Bahkan pemisih kalau susunya laku dijual," ujarnya.
Namun hal itu tidak membuat patah semangat dirinya untuk menyakinkan peternak. Setelah susu kambing etawa diolah menjadi susu bubuk dan laku dijual ke pasaran, para peternak percaya dan semangat untuk beternak.
"Dari situ, mulai peternak yang menyetor susunya ke kami. Sekarang ini sudah ada sekitar 100-150 peternak yang setiap hari menyetor susu," paparnya.
Setiap satu liter dibeli dengan harga Rp15.000. Dalam pengolahan susu tersebut memberdayakan sekitar 30 ibu-ibu warga sekitar. Seharinya mampu memproduksi 100 kg susu bubuk.
"Harapan kami, untuk bapak-bapaknya beternak kambing etawa. Sedangkan ibu-ibunya kami berdayakan ikut mengolah susu bubuk," terangnya.
Usaha pengolahan susu kambing etawa ini mulai berkembang pesat setelah menjadi nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM). Awalnya tahun 2014 mendapat pembiayaan sekitar 200 juta. Kemudian sekarang bertambah menjadi Rp 500 juta. "Pembiayaan ini untuk pembelian alat-alat dan modal usaha," ucapnya.
BACA JUGA : Jadi Auditor IMO, BPK Bantu Majukan Industri Kemaritiman Nasional
Meskipun usahanya sudah berkembang, namun pengolahan tetap secara manual yaitu menggunakan kompor untuk mengentalkan dan mengeringkan susu. "Kami sebenarnya bisa membeli mesin tapi 30 pekerja diberhentikan. Makanya kami memilih secara manual agar tetap berdayakan ibu-ibu," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar